Pembangunan China telah menjadi sorotan utama dalam dunia geopolitik internasional. Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, China telah mampu menjadikan dirinya sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Implikasi geopolitik dari pembangunan China ini tidak hanya dirasakan oleh negara-negara di sekitarnya, tetapi juga oleh negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, pembangunan China memiliki dampak yang signifikan bagi Indonesia. “China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia, sehingga pembangunan negara tersebut akan berdampak langsung terhadap perekonomian Indonesia,” ujar Luhut.
Selain itu, China juga memiliki kepentingan geopolitik yang kuat di wilayah Asia Pasifik, termasuk di Laut China Selatan. Hal ini tentu memiliki implikasi terhadap hubungan Indonesia dengan China, terutama dalam hal penyelesaian sengketa teritorial di Laut China Selatan. Menurut Direktur Eksekutif Centre for China Studies, Philips J. Vermonte, “Indonesia harus mampu menjaga keseimbangan antara hubungan ekonomi dengan China dan kepentingan geopolitiknya di wilayah Asia Pasifik.”
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan China juga menimbulkan beberapa kekhawatiran bagi Indonesia, terutama dalam hal persaingan ekonomi dan investasi. Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia, Bahlil Lahadalia, “Indonesia perlu memperkuat daya saingnya agar dapat bersaing dengan China dalam hal investasi dan perdagangan.”
Dengan begitu, Indonesia perlu memperhatikan dengan seksama implikasi geopolitik dari pembangunan China ini. Kemitraan yang baik dengan China tentu dapat memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia, namun juga perlu diimbangi dengan kehati-hatian dalam menjaga kepentingan geopolitik negara. Sebagaimana disampaikan oleh Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Philips J. Vermonte, “Indonesia harus mampu memanfaatkan hubungan dengan China secara bijaksana demi kepentingan nasionalnya.”