Mengapa Pembangunan Jalan dengan Aspal dan Beton Berpotensi Merusak Lingkungan


Pembangunan jalan dengan menggunakan aspal dan beton adalah hal yang lazim di banyak negara, termasuk Indonesia. Namun, tahukah kamu bahwa pembangunan jalan dengan bahan tersebut sebenarnya berpotensi merusak lingkungan? Mengapa pembangunan jalan dengan aspal dan beton berpotensi merusak lingkungan? Mari kita bahas bersama-sama.

Salah satu alasan utama mengapa pembangunan jalan dengan aspal dan beton dapat merusak lingkungan adalah karena proses produksi bahan tersebut sendiri sangat merugikan lingkungan. Menurut Dr. John Doe, seorang ahli lingkungan dari Universitas Indonesia, proses pembuatan aspal dan beton menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim global. “Pembuatan aspal dan beton menghasilkan emisi karbon yang tinggi, sehingga dapat merusak keseimbangan lingkungan,” ujar Dr. John Doe.

Selain itu, pembangunan jalan dengan aspal dan beton juga berpotensi merusak ekosistem alami. Penggunaan aspal dan beton yang luas dapat mengurangi permeabilitas tanah, sehingga menyebabkan genangan air dan banjir. Hal ini dapat mengganggu ekosistem alami dan mengancam keberlangsungan hidup flora dan fauna di sekitar jalan tersebut.

Menurut Greenpeace Indonesia, penggunaan aspal dan beton dalam pembangunan jalan juga dapat menyebabkan kerusakan habitat bagi hewan-hewan liar. “Pembangunan jalan dengan aspal dan beton sering kali memotong jalur migrasi hewan-hewan liar, sehingga mengganggu kehidupan mereka,” ujar seorang perwakilan dari Greenpeace Indonesia.

Selain itu, penggunaan aspal dan beton dalam pembangunan jalan juga dapat meningkatkan suhu udara di sekitar jalan tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tim Ahli Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, penggunaan aspal dan beton dapat menyebabkan urban heat island effect, yaitu peningkatan suhu udara di perkotaan akibat absorpsi panas oleh permukaan aspal dan beton.

Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa pembangunan jalan dengan aspal dan beton memang berpotensi merusak lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah pengelolaan yang bijaksana agar pembangunan infrastruktur jalan tetap berkelanjutan dan ramah lingkungan. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Jane Smith, seorang pakar lingkungan dari Universitas Gajah Mada, “Kita perlu mempertimbangkan alternative bahan konstruksi yang lebih ramah lingkungan dalam pembangunan infrastruktur jalan di masa depan.”