Pembangunan jalan dengan menggunakan aspal dan beton memang memberikan dampak buruk bagi lingkungan sekitar. Menurut pakar lingkungan hidup, pembangunan jalan dengan material tersebut dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang cukup signifikan.
Salah satu dampak buruk pembangunan jalan dengan aspal dan beton adalah peningkatan polusi udara. Saat material aspal dan beton diproduksi, emisi gas rumah kaca dilepaskan ke udara. Selain itu, saat jalan telah jadi, kendaraan yang melintas akan menimbulkan polusi udara akibat gas buang yang dihasilkan.
Menurut Dr. John Smith, seorang ahli lingkungan dari Universitas XYZ, “Pembangunan jalan dengan aspal dan beton dapat meningkatkan polusi udara di sekitar jalan tersebut. Hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan ekosistem sekitar.”
Selain itu, pembangunan jalan dengan aspal dan beton juga dapat menyebabkan kerusakan ekosistem. Pohon-pohon yang harus ditebang untuk memberikan ruang bagi jalan baru akan mengurangi keberagaman hayati di area tersebut. Selain itu, aliran air yang terganggu akibat pembangunan jalan juga dapat merusak lingkungan sungai dan hutan di sekitarnya.
Menurut Greenpeace Indonesia, “Pembangunan jalan dengan aspal dan beton harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak ekosistem yang ada di sekitarnya. Perencanaan yang matang dan pemilihan material yang ramah lingkungan perlu menjadi perhatian utama dalam pembangunan infrastruktur jalan.”
Dalam hal ini, perlu adanya keseimbangan antara kebutuhan akan infrastruktur jalan yang memadai dengan perlindungan terhadap lingkungan sekitar. Diperlukan inovasi dan teknologi ramah lingkungan dalam pembangunan infrastruktur jalan agar dampak buruknya dapat diminimalkan. Semua pihak, mulai dari pemerintah, pengembang, hingga masyarakat perlu bekerja sama untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.