Pembangunan Jalan Anyer-Panarukan: Warisan Kebijakan Kolonial Belanda


Pembangunan Jalan Anyer-Panarukan: Warisan Kebijakan Kolonial Belanda

Pembangunan jalan Anyer-Panarukan merupakan salah satu warisan kebijakan kolonial Belanda yang memiliki nilai sejarah yang penting bagi Indonesia. Jalan ini memiliki panjang sekitar 1.000 kilometer yang menghubungkan Anyer di pesisir barat Jawa dengan Panarukan di pesisir timur Jawa. Pembangunan jalan ini dimulai pada abad ke-19 oleh pemerintah kolonial Belanda untuk memudahkan transportasi dan perdagangan antar wilayah di Jawa.

Menurut sejarawan transportasi Indonesia, Prof. Dr. Ir. Budi Santosa, pembangunan jalan Anyer-Panarukan merupakan salah satu proyek infrastruktur terbesar yang dilakukan oleh Belanda di Indonesia. “Jalan ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi, tetapi juga menjadi simbol kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia pada masa itu,” ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, jalan Anyer-Panarukan mengalami berbagai pembaruan dan perbaikan. Namun, nilai historisnya tetap terjaga sebagai warisan kebijakan kolonial Belanda. Menurut arsitek sejarah, Dr. Iwan Sumantri, jalan ini memiliki arsitektur khas kolonial Belanda yang masih terlihat hingga sekarang. “Bentuk jalan, jembatan, dan bangunan peninggalan Belanda masih dapat ditemui di sepanjang jalan Anyer-Panarukan,” katanya.

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa pembangunan jalan Anyer-Panarukan tidak sepenuhnya memberikan manfaat bagi masyarakat pribumi pada masa kolonial. Menurut aktivis sejarah, Nurul Huda, pembangunan jalan ini lebih menitikberatkan pada kepentingan Belanda dalam menguasai sumber daya alam dan memperluas wilayah kekuasaannya. “Masyarakat pribumi hanya dijadikan sebagai pekerja paksa untuk membangun jalan ini tanpa mendapatkan imbalan yang layak,” ujarnya.

Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa pembangunan jalan Anyer-Panarukan tetap meninggalkan jejak sejarah yang penting bagi Indonesia. Sebagai generasi penerus, kita perlu memahami nilai historis dan kebijakan kolonial Belanda yang terkandung dalam pembangunan jalan ini. Sebagai ungkapan rasa hormat terhadap para pejuang kemerdekaan, kita dapat menjaga dan merawat warisan sejarah ini untuk generasi mendatang.